Maka wajar saja toko buku konvensional mulai terkesampingkan. Apalagi, saat ini banyak pedagang-pedagangan individual yang juga menjual buku di e-commerce. Membuka jasa titipan pembelian buku-buku impor, dan menjual buku lokal dengan potongan harga.
Kompetitor Gunung Agung pun membuka layanan pembelian secara online, tentu saja dengan potongan harga yang menggiurkan pembaca.
Lantas, siapakah pendiri dan pemilik awal Toko Buku Gunung Agung? Bagaimana pendirian toko buku legendaris ini? Simak ulasannya berikut ini.
Pemilik Toko Buku Gunung Agung
Pendirian Toko Buku Gunung Agung tak lepas dari peran Tjio Wie Tay, seorang keturunan Tionghoa kelahiran 8 September 1927. Ia adalah anak keempat dari lima bersaudara, dari pasangan Tjio Koan An dan Tjoa Poppi Nio. Namun pada usia 4 tahun, Wie Tay menjadi yatim.
Wie Tay tumbuh menjadi anak nakal yang suka berkelahi, ia juga suka mencuri buku-buku pelajaran kakak-kakaknya untuk dijual ke Pasar Senen demi uang saku tambahan. Namun karena kenalakannya itulah, Wie Tay menjadi pemberani, dan keberaniannya ini kelak mendasari pendirian bisnisnya.