sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tukang Ojek Raup Ratusan Juta dari Daun Kelor, Begini Kisahnya

Inspirator editor Tim IDXChannel
11/09/2022 14:50 WIB
Di tangan seorang tukang ojek asal Sumba Timur, NTT, daun kelor bisa disulap menjadi bisnis yang menguntungkan.
Tukang Ojek Raup Ratusan Juta dari Daun Kelor, Begini Kisahnya. (Foto:
Tukang Ojek Raup Ratusan Juta dari Daun Kelor, Begini Kisahnya. (Foto:

Kegigihannya itu pun membawanya pada suatu pertemuan di Balai POM terkait UMKM di Sumba Timur. Pada momentum itu, Ketua Dekranasda NTT hadir sebagai Pemateri.

Itulah perjumpaan awalnya dengan Julie Sutrisno Laiskodat. Bermodal nomor kontak Julie Sutrisno Laiskodat, ia telah menyimpan sebuah harapan untuk bisa berkomunikasi dengan istri Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat tersebut.

Waktu terus berjalan dan Eduardus terus bergerak dalam iramanya. Sejalan dengan program pemerintah Provinsi NTT untuk menurunkan angka stunting, Ia sudah membaca peluang itu dengan masuk ke setiap pelosok desa untuk menawarkan kelor sebagai jalan satu satunya dalam penanganan stunting.

Dampak dari usaha kelor selain untuk penanganan stunting juga memiliki dampak luar biasa dalam kehidupan pribadinya. Eduardus dulu yang melarat karena menggantungkan hidupnya pada jasa ojek, kini telah berubah total.

Ia tak lagi gundah gulana karena pemasukan yang seret. Ia tak lagi berteduh di bawah tempat tinggal yang seadanya dan sempit. Ia telah bertransformasi dari yang serba kekurangan menjadi Eduardus yang sukses.

Dengan omzet hasil penjualannya itu Eduardus kini sudah memiliki rumah permanen dan Bahkan sudah memiliki mobil Toyota Rush. Semua itu, kata Eduardus, tidak didapatnya dengan mudah karena dilalui oleh banyak tantangan dan kegagalan.

Bahkan ketika dia telah sukses, Eduardus tetap bergulat dengan tantangan terutama dari sisi proses produksi. “Tapi saya punya persoalan untuk menunjang proses produksi. Kalau bahan baku banyak karena Sumba timur di tempat tinggal saya letaknya dekat pantai apalagi habitatnya 0 sampai dengan 5000 MDPL jadi banyak sekali kelor,” ujarnya.

(FRI/Ridho Hatmanto)

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement