Sementara pada lapis kedua, saham-sahamnya kerap disebut juga dengan istilah second liner. Emiten pada lapisan ini memiliki kapitalisasi pasar menengah, nilai valuasinya tidak sebesar emiten first liner, namun fundamentalnya masih tergolong baik.
Selain itu, pergerakan harganya juga lebih berfluktuasi dan agresif, namun risiko kerugiannya masih relatif rendah. Karena emiten second liner masih memiliki potensi untuk berkembang di masa mendatang.
Terkadang, investor turut memasukkan saham second liner dalam portofolio investasinya. Sebab berpotensi untuk berkembang lebih agresif dibanding saham first liner yang cenderung stabil, sehingga investor pun berpeluang mendapat return yang besar dari capital gain.
Untuk mencari saham second liner, investor bisa melihat indeks IDX SMC Liquid yang diluncurkan BEI. Indeks tersebut berisikan saham-saham dengan market cap menengah dan memiliki likuiditas tinggi.
Indeks tersebut akan dievaluasi setiap tahun oleh bursa efek. Untuk periode 3 Agustus 2023 - 2 Februari 2024, terdapat 54 emiten tercatat masuk. Kapitalisasi pasarnya berada di rentang antara Rp5 triliun sampai dengan Rp50 triliun.