- China Shenhua Energy Co., China: USD88,06 miliar
- Glencore Plc, Switzerland: USD70,47 miliar
- Yankuang Energy (Yanzhou Coal Mining), China: USD22,78 miliar
- Coal India Limited, India: USD18,36 miliar
- PT United Tractors Tbk (UNTR) (Turangga Resources), Indonesia: USD5,78 miliar
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), Indonesia: USD5,21 miliar
- Yancoal, Australia: USD4,91 miliar
- Peabody Energy, Inc., USA: USD3,08 miliar
- Exxaro Resources Limited, Afrika Selatan: USD2,5 miliar
- Alliance Resources Partners LP, USA: USD2,36 miliar
Dua emiten batu bara asal Indonesia masuk dalam jajaran tersebut. UNTR tercatat masuk dalam daftar lewat PT Tuah Turangga Agung (Turangga Resources), anak usaha di bawah naungan PT Pamapersada Nusantara dan United Tractors yang bergerak di pengelolaan aset tambang batu bara.
Dikutip dari website resti Astra, Turangga Resources kini memiliki sembilan konsesi pertambangan batu bara yang berlokasi di Kalteng dan Kalsel, dengan cadangan batu bara diestimasikan mencapai 254 juta ton yang terdiri dari thermal coal dan kokas.
Sementara mengutip website resmi ADRO, perseroan memiliki 1 miliar cadangan batu bara yang berpotensi dieksploitasi nilai keekonomiannya. ADRO memiliki beberapa anak usaha di bawah perusahaannya.
Adapun konsesi pertambangan ADRO tersebar di Sumatera Selatan, Kalimantan, hingga Australia (Queensland). Pada perdagangan sesi dua hari ini (23/10), UNTR dan ADRO diperdagangkan di level Rp25.125 dan Rp2.690/saham.
Itulah sekilas informasi tentang deretan perusahaan batu bara terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasarnya. (NKK)