Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek, per 30 September 2025 Low Tuck Kwong memiliki 13,41 miliar saham BYAN, setara dengan 40,23 persen dari total saham terdaftar. Dia juga tercatat sebagai pengendali BYAN.
Pada perdagangan Jumat 17 Oktober 2025, saham BYAN ditutup di harga Rp18.150 per saham. Dalam enam bulan terakhir, harga sahamnya turun 7,75 persen, dan sejak awal 2025 penurunan harganya mencapai 12,21 persen.
2. PT Samindo Resources Tbk (MYOH)
Samindo Resources adalah perusahaan investasi holding yang menjalankan bisnis di bidang jasa penambangan batu bara terintegrasi. Sebelumnya perusahaan ini bernama PT MYOH Technology Tbk, usaha utamanya di bidang teknologi informasi.
Namun perusahaan ini diakuisisi oleh perusahaan asal Korea Selatan, ST International Corporation, dan bisnis utamanya berganti menjadi perusahaan batu bara. Usai akuisisi, perseroan mengakuisisi sejumlah perusahaan batu bara lainnya.
Akuisisi itu dilakukan pasca rights issue atau penerbitan saham baru. Salah satu tambang batu bara yang dikelola oleh anak usaha MYOH adalah tambang milik PT Kideco Jaya Agung di Kalimantan Timur.
Per 30 September 2025, Low Tuck Kwong tercatat memiliki 312 juta saham MYOH. Jumlah itu setara dengan 14,18 persen dari total saham terdaftar.
Pada perdagangan Jumat 17 Oktober 2025, saham MYOH ditutup di harga Rp1.670 per saham. Dalam enam bulan terakhir, harga saham MYOH turun 7,73 persen. Sejak awal tahun, saham MYOH tumbuh tipis 3,73 persen.
Itulah dua saham milik Low Tuck Kwong di Bursa Efek Indonesia.
(Nadya Kurnia)