Biasanya, investor akan melihat antrian tebal di sisi bid (pembeli) pada sistem trading.
Fenomena ini sering terjadi ketika:
- Ada berita positif seperti laporan keuangan bagus, kontrak baru, atau aksi korporasi menarik.
- Saham tersebut menjadi “gorengan” oleh bandar atau spekulan jangka pendek.
3. Volume Transaksi Tinggi dan Volatilitas Meningkat
Ciri ketiga saham ARA adalah lonjakan volume transaksi yang signifikan dibandingkan hari-hari sebelumnya. Investor berbondong-bondong membeli karena efek FOMO (Fear of Missing Out). Namun, setelah ARA tercapai, volatilitas saham ini bisa meningkat drastis, keesokan harinya harga bisa lanjut naik (ARA lagi) atau malah turun tajam (ARB atau Auto Rejection Bawah).
Meskipun saham ARA terlihat menggiurkan karena kenaikannya yang cepat, investor perlu tetap berhati-hati. Saham yang naik terlalu cepat biasanya juga berisiko mengalami koreksi besar dalam waktu singkat.
Sebelum membeli, pastikan kamu menganalisis fundamental perusahaan, bukan hanya mengikuti tren. Dengan memahami 3 ciri saham ARA, Anda bisa mengambil keputusan investasi yang lebih bijak dan menghindari jebakan euforia pasar.
(Shifa Nurhaliza Putri)