IDXChannel—Beberapa saham minyak bumi 2023 menarik untuk diulas. Belum lama ini, dua saham minyak bumi masuk dalam Indonesia Sharia Stock Index (ISSI), Jakarta Islamic Index (JII), dan Jakarta Islamic Index 70 (JII70) periode terbaru.
Saham-saham minyak bumi ini juga masuk dalam IDXENERGY, yakni indeks yang mengukur kinerja harga saham pada sektor energi. Hari ini, saham-saham IDXENERGY terpantau menghijau 2,26%, dengan rata-rata harga Rp1.748,.
Saat ini, ada lebih dari 10 emiten migas yang telah terdaftar di bursa efek. Beberapa di antaranya merupakan perusahaan minyak dan gas yang telah lama beroperasi di Indonesia. Sebagian melakukan usaha di bidang eksplorasi dan produksi, namun ada pula yang memiliki bisnis pengolahan.
Apa saja emiten-emiten yang bergerak di sektor minyak dan gas? Simak ulasannya berikut ini.
Saham Minyak Bumi 2023
PT Medco Energy International Tbk (MEDC)
MEDC memiliki lima lini usaha, yakni: eksplorasi dan produksi migas dalam negeri, eksplorasi dan produksi migas luar negeri, pembangkit listrik, pertambangan tembaga dan emas, serta perdagangan dan distribusi gas bumi.
Dalam negeri, MEDC mengoperasikan 12 blok yang telah berproduksi, satu blok yang tengah dikembangkan, dan tiga blok eksplorasi yang tersebar di Natuna, Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi.
Sementara di luar negeri, MEDC beroperasi di Thailand, Oman, Yaman, Malaysia, Mexico, Libya, dan Tanzania. Lewat anak usahanya, MEDC juga mengoperasikan 10 fasilitas pipa di Sumatera Selatan.
MEDC masuk dalam indeks LQ45 periode terkini. Pada perdagangan hari ini (5/6), MEDC ditutup di level Rp920 per saham, selama setahun belakangan MEDC bergerak hijau dengan pertumbuhan 49,59%. Namun jika ditarik lima tahun ke belakang, MEDC turun 3,83%.
PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA)
ESSA adalah emiten migas kedua yang masuk dalam indeks LQ45, namun selain itu ESSA juga baru saja masuk ke indeks ISSI, JII, dan JII70 sebagai konstituen baru. Emiten ini mengoperasikan kilang LPG domestik swasta terbesar di Indonesia.
Dengan bisnis utama pemurnian dan pengolahan gas, ESSA memproduksi LPG dan kondensat dengan kapasitas 190 ton/hari dan 500 barel/hari di masing-masing kilang. Lokasi tempat produksi ESSA berada di Palembang.
ESSA juga memproduksi amonia lewat anak usahanya, yakni PT Panca Amara Utama, dengan lokasi produksi di Sulawesi Tengah. ESSA dan anak usahanya menargetkan inisiatif produksi amonia hingga 700.000 metrik ton/tahun.
Pada perdagangan hari ini, ESSA ditutup pada zona hijau Rp525 per saham, naik 7,58% dari penutupan sehari sebelumnya. Selama setahun terakhir, ESSA memang menurun 49,52%, dengan harga tertinggi pada Rp1.060/saham.
Namun jika ditarik lima tahun ke belakang, ESSA telah bertumbuh 78,57%, dengan harga tertinggi pada level Rp1.515 per saham, yakni pada April 2022.
PT Elnusa Tbk (ELSA)
ELSA sudah beroperasi lebih dari setengah abad di Indonesia. Sebanyak 51% saham ELSA dikuasai oleh PT Pertamina (Persero). Secara total, ELSA memiliki sembilan anak usaha. Emiten ini bergerak di bidang jasa untuk industri minyak dan gas.
Namun demikian, ELSA juga lini usaha jasa-jasa lainnya untuk sektor industri. Bisnis utama ELSA adalah layanan dukungan dan perdagangan di hulu migas, layanan dan perdagangan di hilir migas, jasa pengelolaan dan penyimpanan data perdagangan migas, dan lain-lain.
Pada perdagangan hari ini, ELSA ditutup di zona hijau Rp336 per saham, naik 1,82% dari penutupan sehari sebelumnya. Selama setahun belakangan, ELSA bergerak hijau dengan pertumbuhan 4,35%. Namun dalam lima tahun belakangan, ELSA menurun 16%.
Demikianlah ulasan singkat tiga saham minyak bumi 2023 di Bursa Efek Indonesia. Seluruh keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor. (NKK)