IDXChannel—Saham batu bara mengalami tren penurunan pada 2023, mengikuti proyeksi penurunan harga komoditas dunia. Namun demikian, tak sedikit trader tetap menjagokan saham-saham ini untuk diperjualbelikan dengan target profit taking jangka menengah.
Emiten batu bara tergolong saham siklikal, yakni saham yang pergerakan harganya mengikuti pergerakan ekonomi. Dalam hal ini, bisnis emiten batu bara otomatis mengikuti pergerakan harga komoditas dan permintaan dunia yang juga bergerak mengikuti perekonomian dunia.
Siklus saham batu bara juga sudah populer di kalangan para trader. Saat memasuki puncaknya, harga saham akan bergerak hijau, dan sebaliknya, bergerak merah begitu siklus selesai.
Kendati sahamnya siklikal, emiten batu bara kerap membagikan deviden jumbo berkat dividen yield yang besar. Contohnya ITMG, yang berani membagikan dividen sebesar Rp5.000 lebih pada tahun buku 2022.
Oleh sebab itu, saham batu bara kerap dijagokan saat ‘siklus’ harga tinggi batu bara sudah dimulai. Selain mendapatkan keuntungan dari dividen, trader juga bisa meraup cuan dari capital gain yang besar.