IDXChannel – Ada sejumlah saham bank digital di BEI (Bursa Efek Indonesia) yang bisa menjadi pilihan untuk berinvestasi. Sejak pandemi Covid-19, pertumbuhan bank digital di Indonesia terbilang cukup baik. Aktivitas ekonomi yang sebelumnya dilakukan secara offline beralih ke online yang mendorong tumbuhnya ekosistem digital.
Di BEI sendiri, ada beberapa saham bank digital yang cukup populer. Saham-saham ini merupakan bank dengan modal inti di bawah Rp10 triliun, namun memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Apa saja saham bank digital di BEI? Simak beberapa daftarnya dalam ulasan lengkap IDXChannel berikut ini!s
5 Saham Bank Digital di BEI
1. Bank Jago (ARTO)
Bank Jago dengan kode saham ARTO merupakan salah satu saham bank digital di BEI. ARTO melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) kepada masyarakat sebanyak 241.250.000 pada 30 Desember 2015. Harga penawaran perdana saham ARTO sebesar Rp132 per saham.
ARTO sendiri tercatat memiliki pertumbuhan paling agresif selama pandemi. Meski demikian, tahun ini rupanya bank digital ini harus mengalami performa saham yang tidak terlalu menguntungkan. ARTO bahkan minus hingga 48,75 persen secara YTD pada Kamis (7/6/2022).
2. Allo Bank Indonesia (BBHI)
Allo Bank Indonesia dengan kode saham BBHI merupakan bank digital yang telah ada sejak 1993. BBHI melakukan IPO pada 12 Agustus 2015. Harga perdana saham BBHI sebesar Rp125 dan hingga Juni 2022 saham BBHI telah mencapai Rp3.820.
Sejak awal tahun 2022, saham BBHI secara year-to-date/ytd masih terlihat menguat sebesar 26,72%. Berada dalam ekosistem CT Corp membuat kinerja BBHI terus menanjak. Hingga kuartal I 2022, laba BBHI tercatat jauh lebih besar yakni Rp75 miliar dari periode sebelumnya.
3. Bank Bumi Arta (BNBA)
Bank Bumi Arta (BNBA) melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) pada 18 Mei 2006. Saham yang ditawarkan sebesar 210.000.000 dengan nilai nominal Rp100 per saham. Adapun harga penawarannya sebesar Rp160 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 01 Juni 2006.
Emiten ini berhasil mencatatkan laba sebesar Rp44,44 miliar pada tahun buku 2021. Adapun total aset perseroan pada akhir 2021 mencapai Rp8,66 triliun atau tumbuh 13,47%, dibandingkan akhir 2020. Sementara itu, pada semester II 2022, BNBA akan kembali melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan target memenuhi modal inti sebesar Rp3 triliun hingga akhir 2022.