Reksa dana terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Reksa Dana Pasar Uang: Investasi pada instrumen jangka pendek seperti deposito dan surat utang dengan risiko paling rendah.
- Reksa Dana Pendapatan Tetap: Investasi mayoritas pada obligasi (surat utang).
- Reksa Dana Campuran: Kombinasi antara saham, obligasi, dan pasar uang.
- Reksa Dana Saham: Investasi mayoritas pada saham dengan potensi imbal hasil tinggi tapi risiko juga tinggi.
Dengan memahami karakteristik tiap jenis reksa dana, Anda bisa memilih produk yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko Anda.
2. Kenali Tujuan dan Jangka Waktu Investasi
Setiap orang punya tujuan keuangan yang berbeda. Ada yang ingin menyiapkan dana pendidikan anak, dana liburan, membeli rumah, atau menabung untuk pensiun. Tujuan inilah yang akan menentukan jenis reksa dana dan jangka waktu investasi yang ideal.
Sebagai contoh, untuk tujuan jangka pendek (1–2 tahun), pilih Reksa Dana Pasar Uang karena lebih stabil. Adapun untuk jangka menengah atau panjang, Anda bisa memilih Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Campuran, atau Reksa Dana Saham.
3. Kenali Profil Risiko Anda
Setiap investor memiliki tingkat toleransi risiko yang berbeda. Ada yang konservatif (menghindari risiko), moderat (siap mengambil risiko terbatas), dan agresif (siap menanggung fluktuasi demi imbal hasil lebih tinggi).
Mengetahui profil risiko membantu Anda memilih produk yang sesuai dengan kenyamanan psikologis Anda. Jangan sampai Anda stres karena nilai investasi naik turun, padahal seharusnya itu wajar dalam jangka panjang.