sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ada Inflasi di Setiap 'Kriuk' Ayam KFC, Apa Strategi Fast Food (FAST)?

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
13/09/2022 19:19 WIB
PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) menyatakan beban kenaikan inflasi berimbas langsung terhadap harga bahan pokok serta produk perseroan.
Ada Inflasi di Setiap 'Kriuk' Ayam KFC, Apa Strategi Fast Food (FAST)? (Foto: MNC Media)
Ada Inflasi di Setiap 'Kriuk' Ayam KFC, Apa Strategi Fast Food (FAST)? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Perusahaan waralaba KFC dan Taco Bell, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) menyatakan beban kenaikan inflasi berimbas langsung terhadap harga bahan pokok serta produk perseroan.

Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan FAST, Justinus Dalimin Juwono mengatakan telah merasakan lonjakan bahan baku sejak kuartal IV 2021 hingga semester pertama 2022. Sejumlah harga bahan produksi ayam KFC dan variannya kompak membengkak

"Inflasi mempengaruhi kenaikan harga ayam, kemudian juga keju, dan juga kentang yang kita impor dari luar negeri. Sehingga persediaannya berkurang," kata Justinus dalam Public Expose, Selasa (13/9/2022).

Demi menjaga agar kualitas produk FAST tetap terjaga, Justinus menuturkan ada kenaikan harga produk dalam waktu yang bertahap. Hal ini dilakukan dengan perhitungan yang terukur.

"Tentu supaya tidak memberatkan konsumen kami. Waktu pertengahan bulan Maret 2022, kami naikkan sebesar Rp500 per unit produk untuk bisa menutupi naiknya harga (bahan)," terangnya.

Untuk mengantisipasi efek bertubi, perseroan mengefektifkan kerja sama dengan para pemasok, terutama dalam hal menyepakati ketetapan harga yang dapat dilakukan dalam jangka panjang.

"Kami juga tetap membuka gerai meski inflasi tinggi, jadi kami kerja sama dengan landlord lain untuk mendapatkan harga yang lebih rendah dan lokasi yang strategis," terangnya.

Berdasarkan laporan keuangan di paruh pertama tahun 2022, beban pokok FAST membengkak 16,04% year on year mencapai total Rp1,08 triliun, yang meliputi meliputi pemakaian persediaan bahan baku, makanan dan minuman,
dan bahan pembungkus.

Meski beban melonjak, FAST mampu membalikkan rugi bersih yang dicapai semester pertama tahun lalu, menjadi laba bersih sebanyak Rp32,66 miliar. Ini tak terlepas dari adanya pertumbuhan penjualan yang mencapai Rp2,86 triliun, alias tumbuh 18,10% yoy.

(DES)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement