Untuk mengantisipasi efek bertubi, perseroan mengefektifkan kerja sama dengan para pemasok, terutama dalam hal menyepakati ketetapan harga yang dapat dilakukan dalam jangka panjang.
"Kami juga tetap membuka gerai meski inflasi tinggi, jadi kami kerja sama dengan landlord lain untuk mendapatkan harga yang lebih rendah dan lokasi yang strategis," terangnya.
Berdasarkan laporan keuangan di paruh pertama tahun 2022, beban pokok FAST membengkak 16,04% year on year mencapai total Rp1,08 triliun, yang meliputi meliputi pemakaian persediaan bahan baku, makanan dan minuman,
dan bahan pembungkus.
Meski beban melonjak, FAST mampu membalikkan rugi bersih yang dicapai semester pertama tahun lalu, menjadi laba bersih sebanyak Rp32,66 miliar. Ini tak terlepas dari adanya pertumbuhan penjualan yang mencapai Rp2,86 triliun, alias tumbuh 18,10% yoy.
(DES)