“Di tengah tantangan lingkungan eksternal, kinerja ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mencatat pertumbuhan produksi, yang menunjang profitabilitas,” kata Presiden Direktur ADMR, Christian Ariano Rachmat dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (31/10/2023).
Ariano mengungkapkan, permintaan terhadap produk batu bara kokas keras premium tetap tinggi. Hal itu membuat perseroan tetap yakin akan dukungan struktural terhadap bisnis perusahaan.
Dari sisi produksi, ADMR mencatatkan volume produksi yang naik 55% menjadi 3,98 juta ton, berkat ketersediaan alat berat dan kinerja kontraktor yang baik. Selain itu, ADMR mencatat volume pengupasan lapisan penutup sebesar 13,81 juta bcm, atau naik 128% dari periode yang sama tahun sebelumnya, sehingga nisbah kupas pada kuartal III 2023 tercatat 3,47x.
Kemudian, perseroan mencatatkan beban pokok pendapatan sebesar USD341,01 juta atau Rp5,41 triliun terutama karena kenaikan volume produksi. Royalti kepada pemerintah pun naik 2% menjadi USD121,2 juta atau Rp1,92 triliun, biaya penambangan naik 95% menjadi USD83,4 juta atau Rp1,32 triliun.
Selanjutnya, biaya pengolahan batu bara naik 51% menjadi USD50,2 juta atau Rp797,67 miliar, dan biaya pengiriman dan penanganan naik 38% menjadi USD82,1 juta atau Rp1,30 triliun. Sementara itu, konsumsi bahan bakar per September 2023 naik 49%, sedangkan biaya bahan bakar per liter tetap stabil secara secara tahunan.