PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berencana buyback 312,5 juta saham. Pembelian kembali saham akan dilaksanakan secara bertahap dengan perkiraan periode 20 Mei 2022 hingga 19 Agustus 2022.
"Dengan mempertimbangkan penurunan pendapatan tersebut secara pro rata, perseroan memperkirakan proforma laba per saham periode 3 bulan 2022 adalah Rp17,7 per saham dibandingkan laba per saham yang dibukukan sebesar Rp 17,8 per saham," jelas manajemen, dikutip dari keterbukaan informasi.
Adapun manajemen berharap, pembelian kembali saham dapat menstabilkan harga dalam kondisi pasar yang fluktuatif serta memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham perseroan secara fundamental.
Pembelian kembali atas saham emiten farmasi ini memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang. Sebab, saham treasuri dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai yang optimal jika pihaknya memerlukan penambahan modal.
PT Jaya Real Property Tbk (JRPT)
PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) berencana memperpanjang periode pembelian kembali saham atau buyback. Emiten properti ini menyampaikan rencana perpanjangan tersebut pada 13 Juli 2022 lalu. Sementara jangka waktu buyback saham disepakati selama 3 bulan.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan akan melaksanakan pembelian kembali saham paling lama tiga bulan sejak penyampaian rencana buyback tersebut. Adapun, selama periode tersebut, perseroan menyiapkan dana sebesar Rp100 miliar.
JRPT akan membeli kembali sebanyak 208,30 juta lembar saham atau sebesar 1,576 persen dari total jumlah modal ditempatkan dan disetor dalam perseroan.
Dengan melakukan pembelian kembali saham, perseroan berharap dapat terus menjaga pertumbuhan yang berkesinambungan di masa mendatang. Salah satunya dengan melakukan buyback saham di tengah kondisi makro ekonomi dan fluktuasi harga saham perseroan di BEI.
PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN)
Emiten yang bergerak di industri investasi, PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN), hendak melakukan pembelian kembali atas saham perseroan yang dikeluarkan sebanyak-banyaknya 10 persen dari seluruh modal.
Adapun pada tanggal pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yaitu Selasa (5/7/2022), alokasi dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp100 miliar.
Kondisi pasar modal yang berfluktuasi dan mempengaruhi harga saham perseroan menjadi dasar pertimbangan dalam melakukan buyback.
“Perseroan memiliki fleksibilitas dan mekanisme untuk menjaga stabilitas harga saham Perseroan, jika harga saham Perseroan tidak mencerminkan nilai atau kinerja Perseroan yang sebenarnya,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi.
Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham Perseroan akan dilakukan secara bertahap dalam waktu paling lama 18 (delapan belas) bulan sejak disetujuinya Pembelian Kembali Saham Perseroan oleh RUSPLB.
PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR)
PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) mengantongi restu dari para pemegang saham untuk melakukan buyback saham. Aksi korporasi ini disetujui melalui RUPSLB pada 16 Juni 2022.
Dalam laporan Perseroan di keterbukaan informasi BEI, dikutip Sabtu (18/6/2022), Investor Relations & Corporate Finance Manager POWR, Ko Rina mengatakan rencana buyback saham dalam jumlah yang setara dengan sebanyak-banyaknya USD10 juta atau setara Rp144,8 miliar dengan menggunakan kurs tengah Rp14.480 per USD mulai 9 Mei 2022.
Pembelian kembali saham emiten sektor energi ini akan dilakukan secara bertahap dalam waktu paling lama 18 bulan sejak disetujui oleh RUPS.
Kinerja Saham
Lantas, bagaimana dengan kinerja sahamnya?
Dari 8 saham emiten di atas, saham UNTR yang paling melonjak sepekan, naik 5,97% ke Rp28.850/saham. Kenaikan ini berbarengan dengan dimulainya aksi buyback saham UNTR mulai Rabu pekan lalu (13/4).
Sejak awal tahun (ytd), saham emiten kontraktor tambang Grup Astra ini sendiri sudah melonjak 30,25% di tengah commodities boom (terutama batu bara).
Sementara, saham Grup Kresna KREN memiliki kinerja terburuk di antara yang lainnya. Sejak menyentuh level Rp775/saham pada 8 Juni 2018, saham KREN terun dalam tren penurunan.
Penurunan paling signifikan terjadi pada akhir Februari sampai Mei 2020, ketika harga saham KREN terpental jauh dari Rp472/saham ke Rp76/saham.
Saat ini, harga saham KREN nyender alias tak bergerak di level gocap atawa Rp50/saham. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.