Dana yang diperoleh Jakarta Tank Terminal tersebut akan digunakan untuk menunjang kegiatan usaha perusahaan, yaitu meningkatkan kapasitas dengan membangun tangki penyimpanan bahan bakar minyak dan mengembangkan fasilitas penunjang lainnya.
AKRA membukukan penjualan sebesar Rp16,83 triliun selama Januari—September 2018, meningkat 25,31% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (yoy) yaitu Rp13,43 triliun. Pada periode itu, perseroan mengantungi laba bersih sebesar Rp1,29 triliun, naik tipis 27,53% secara yoy.
Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan bisnis 20%. Angka tersebut diyakini bisa terealisasi karena permintaan kimia dan solar maupun minyak pada 2019 akan meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan dari sektor batubara, pertambangan, pembangkit listrik dan industri komersial. "Permintaan BBM akan terus naik dan banyak perusahaan sudah mulai tambah kapasitas untuk permintaan kimia," kata Suresh Vembu.
Dirinya menyebutkan, perseroan telah menyiapkan dana sekitar Rp600 miliar sampaiRp700 miliar untuk menunjang ekspansi bisnis tahun 2019. Sumber pendanaan berasal dari internal, pinjaman dan partner proyek. "Kita punya cash lebih dari Rp3 triliun, dana internal kita ambil dari situ untuk diinvestasikan," ujar Suresh.
Nantinya, dana capex 2019 akan digunakan untuk proyek-proyek yang masih berjalan dengan investasi secara bertahap, operasional dan penambahan armada kapal dan truk. Namun manajemen belum mematok target banyaknya armada yang akan ditambah pada 2019.