Sepanjang tahun berjalan, IHSG melesat 14,48 persen, ditopang oleh kebangkitan saham-saham konglomerat kenamaan dan pemulihan pasar pasca fase kritis pada Februari-April lalu, saat tensi perang dagang AS meningkat dan minat investor asing terhadap pasar domestik menurun.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menilai, tekanan terhadap saham-saham perbankan besar masih erat kaitannya dengan aksi jual asing yang masif sejak awal tahun.
“Aksi jual asing memang masih masif dari awal tahun. Kita hanya pernah membaik di momen rebalancing MSCI kemarin, di mana CUAN dan DSSA masuk, serta ada penambahan weighting di big banks. Setelah itu, koreksi masih berlanjut,” ujar Michael, Jumat (3/10/2025).
Menurutnya, pelaku pasar kini cenderung menunggu apa yang ia sebut sebagai “Purbaya effect”, mengacu pada dampak dari kebijakan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa, yang baru menjabat pada 8 September lalu.
Ia menjelaskan, “Investor menunggu Purbaya effect, mulai dari kucuran dana Rp200 triliun, kemudian potensi pertumbuhan di sektor UMKM yang menjadi program dari Menkeu yang baru.”