Dibandingkan yield jangka panjang, yield Treasury jangka pendek mencatatkan kenaikan yang lebih cepat. Yield Treasury tenor dua tahun pada minggu lalu melampaui 4 persen dan kini diperdagangkan lebih tinggi. Ini meningkat dibanding yield tenor jangka pendek pada 2021 yang hanya mencapai 0,73 persen.
Meski yield Treasury kemungkinan tidak bertahan di 4 persen, dalam beberapa hari hingga beberapa minggu mendatang, investor akan mencermati sinyal perlambatan ekonomi yang dipandang sebagai langkah pertama untuk menurunkan inflasi.
Kenaikan Treasury tentunya membuat hipotek (KPR) melonjak. Pekan lalu, suku bunga hipotek tenor 30 tahun menembus 6,29 persen yang mana naik dari 2,88 persen pada 12 bulan sebelumnya.
Guna mendukung pasar keuangan selama pandemi, The Fed memberikan kebijakan pembelian obligasi yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif. Program ini menggandakan dua kali lipat portofolio aset bank sentral dari sebagian besar sekuritas Treasury dan hipotek menjadi USD9 triliun.
Mulai Juni, The Fed telah mengurangi jumlah portofolio tersebut dengan membiarkan beberapa obligasi tersebut jatuh tempo tanpa menggantinya.
Sedangkan di bulan ini, The Fed menempatkan USD60 miliar dalam Treasury dan USD35 miliar dalam sekuritas hipotek agar tetap bertumbuh tiap bulannya.
Di tahun ini, dampak dari kebijakan yang menyebabkan ketidaksemimbangan penawaran dan permintaan yangdapat meningkatkan yield obligasi telah dimitigasi denganmeningkatkan penerimaan pajak dan menurunkan pengeluaran pemerintah.
Hal tersebut juga memungkinkan Departemen Keuangan untuk memotong ukuran lelang obligasinya.
(ADF)