Berdasarkan rilis resmi yang telah dipublikasikan, EY menyebut bahwa proses penawaran yang lebih besar datang ke pasar pada triwulan II-2023, meski pemulihan terjadi cukup lambat.
"Hasil sederhana ini mencerminkan pertumbuhan ekonomi global yang lebih lambat, kebijakan moneter yang ketat, dan ketegangan geopolitik yang meningkat," tulis EY, dalam rilis resminya.
Namun, dalam analisa EY, beberapa pasar negara berkembang menunjukkan perkembangan pesat pada aktivitas IPO. Hal tersebut diperkirakan lantaran negara-negara tersebut diuntungkan dari permintaan global terhadap sumber daya mineral yang kaya, populasi yang besar, serta pertumbuhan unicorn dan usaha kecil dan menengah (UKM) wirausaha.
Sementara sektor teknologi terus menjadi sektor unggulan dalam kegiatan IPO hingga saat ini pada tahun 2023. Hasil IPO yang diperoleh perusahaan-perusahaan di sektor energi telah menyusut akibat pelemahan harga energi global.
Selain itu, aktivitas lintas batas telah mengalami lonjakan yang signifikan baik dalam volume maupun perolehan pendanaan, terutama disebabkan oleh meningkatnya arus masuk dari Cina ke AS dan aliran yang stabil ke Bursa Efek Swiss.