sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Akuisisi Twitter ala Elon Musk saat Kekayaan Bill Gates-Bos Google cs Anjlok

Market news editor Melati Kristina - Riset
28/10/2022 14:33 WIB
Elon Musk menyelesaikan akuisisi Twitter saat kekayaan sejumlah bos raksasa teknologi merosot karena ambruknya keuangan hingga saham perusahaan.
Akuisisi Twitter ala Elon Musk saat Kekayaan Bill Gates-Bos Google cs Anjlok. (Foto: MNC Media)
Akuisisi Twitter ala Elon Musk saat Kekayaan Bill Gates-Bos Google cs Anjlok. (Foto: MNC Media)

Kontroversi Elon Musk Soal Akuisisi Twitter

Sebelumnya, Musk berencana mengakuisisi Twitter di awal tahun ini. Disusul dengan langkah Musk di bulan April yang menjadi pemegang saham di Twitter denan mengendalikan 9,2 persen saham platform sosial media tersebut.

Adapun Twitter mencoba menolak tawaran Musk dengan mengancam akan mencairkan kepemilikan saham siapapun yang membeli lebih dari 15 persen saham perusahaan ini.

Akan tetapi, Twitter berbalik arah setelah Musk bersedia menggelontorkan dana yang lebih besar untuk penawaran akuisisi tersebut. Musk juga dilaporkan mendapatkan pendanaan hingga USD25,5 miliar atau setara dengan USD367 triliun untuk kesepakatan ini.

Namun, Musk membatalkan rencananya untuk membeli Twitter pada Juli lalu. Ia beralasan batalnya kesepakatan tersebut karena Twitter tidak mampu menunjukkan bahwa penggunanya yang merupakan bot hingga akun palsu atau spam jumlahnya kurang dari 5 persen dari total pengguna.

Dengan demikian, ia mengajukan dokumen untuk membatalkan kesepakatannya tersebut yang berbuntut pada gugatan Twitter kepada Musk atas pembatalan pembeliannya agar miliarder ini menepati janjinya dalam mengakuisisi Twitter.

Selain itu, Elon Musk juga memunculkan berbagai kontroversi dalam proses akuisisi Twitter, seperti keinginannya untuk menjadikan twitter sebagai aplikasi yang mewadahi kebebasan berbicara.

Niatan Musk tersebut kemudian menuai pro kontra dari berbagai kalangan di Amerika hingga Eropa, sebab dengan berubahnya Twitter menjadi platform yang ‘bebas’ dikhawatirkan akan melanggengkan penyebaran hoaks, misinformasi, ujaran kebencian, hingga perundungan.

Selain itu, Musk juga pernah mengkritik Twitter karena terlalu banyak menghapus konten penggunanya sebagai dampak dari kebijakan moderasi lalu lintas konten yang diterapkan platform ini.

Padahal, kebijakan ini digunakan untuk kepentingan publik guna mencegah beredarnya konten toksik seperti spam, pornografi, hoaks, hingga ujaran kebencian.

Kontroversi akuisisi tersebut semakin memanas karena pemegang saham lain sempat menggugat Musk dan Twitter karena proses akuisisi yang berlarut-larut sehingga membuat saham Twitter anjlok hingga 12 persen pada waktu itu.

Adapun publik menduga, anjloknya saham Twitter dan kontroversi yang dilancarkan bos Tesla ini sebagai strategi Musk untuk mendapatkan nilai akuisisi Twitter yang lebih rendah.

Teranyar, setelah menyelsesaikan akuisisi Twitter, Musk memecat sejumlah eksekutif perusahaan media sosial tersebut. Adapun Musk memecat Chief Executive Twitter, Parag Agrawal dan Chief Financial Officer Twitter yaitu Neg Segal setelah menutup kesepakatan akuisisi.

Tak hanya itu, ia juga memecat Top Legal Executive Twitter, Vijaya Gadde dan Penasihat Umum Twitter, Sean Edgett.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement