Nantinya smelter akan memproduksi katoda tembaga yang diproyeksikan mencapai 222 kilo ton per tahun. Smelter juga bakal menggarap asam sulfat mencapai 830 kilo ton per tahun.
Setelah penyelesaian mekanis pada Mei 2024, apabila tidak ada force majeure, maka perseroan bakal fokus melakukan komisioning smelter dan memulai produksi katoda tembaga pertama sekitar 4 sampai 5 bulan kemudian.
Rampungnya proyek ini sekaligus membuat AMMN menjadi raksasa pertambangann yang terintegrasi mulai dari tambang hingga peleburan. Langkah ini, kata dia, diharapkan dapat mendukung program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah.
"Ketika proyek smelter selesai, kami berharap dapat memperoleh manfaat dari penghematan pajak, bea keluar dan royalti yang lebih rendah," tutur Alexander.
(RNA)