Proyek ini dirancang menjadi salah satu tambang emas terbesar di Indonesia dan Asia Pasifik dengan kapasitas produksi puncak 500.000 ounce per tahun pada 2033. Fasilitas heap leach berkapasitas 7 juta ton per tahun ditargetkan beroperasi pada Desember 2025, disusul fasilitas Carbon-in-Leach (CIL) pada 2029 dan 2032.
Meski pendapatan konsolidasi EMAS pada 2024 hanya USD1,7 juta, perusahaan masih mencatat rugi bersih USD12,7 juta.
Namun, prospek jangka panjang dipandang menjanjikan seiring tren kenaikan harga emas global. Mengutip propesktus IPO perusahaan, CRU Consulting memperkirakan harga emas rata-rata bisa mencapai USD3.729 per ounce pada 2029, didorong oleh permintaan investasi yang solid, terutama dari bank sentral, serta keterbatasan pasokan tambang baru.
Dengan dukungan sponsor besar seperti Grup Provident, Saratoga, dan Thohir, EMAS berharap IPO ini menjadi landasan pengembangan Proyek Emas Pani menjadi tambang berskala raksasa di kawasan. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.