Kemudian 2029-2032: upgrade CIL menjadi 12 juta ton/tahun, target produksi meningkat hingga 500 ribu troy ounce per tahun.
Jika seluruh rencana berjalan sesuai jadwal, kombinasi heap leach dan CIL akan mampu memproses 19 juta ton bijih per tahun.
Pasca-IPO, komposisi pemegang saham EMAS terdiri atas MDKA sebesar 56,5 persen, saham treasuri 9 persen, serta masyarakat 34,5 persen. Adapun kepemilikan publik tersebut mencakup 10 persen dari saham baru, serta kepemilikan individu seperti Winato Kartono (8,36 persen) dan Garibaldi Thohir (5,6 persen).
Stockbit mencatat, valuasi EMAS pasca-IPO berada di kisaran P/BV 4-5,3x berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2025. Namun, penilaian berbasis P/E belum dapat digunakan lantaran perusahaan masih mencatatkan kerugian bersih dalam tiga tahun terakhir.
Pada 2024, EMAS membukukan pendapatan USD1,7 juta dengan rugi bersih USD12,7 juta. Hingga Maret 2025, perusahaan belum mencatatkan pendapatan akibat konsolidasi penuh atas akuisisi PT Puncak Emas Tani Sejahtera, sementara rugi bersih tercatat USD9,2 juta.