sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Angin Segar dari Program B35 hingga China-India, Saham Sawit Bisa Tokcer Lagi?

Market news editor Melati Kristina - Riset
26/01/2023 16:00 WIB
Meski menghadapi penurunan permintaan, industri sawit masih punya peluang cerah dari program B35.
Angin Segar dari Program B35 hingga China-India, Saham Sawit Bisa Tokcer Lagi? (Foto: MNC Media)
Angin Segar dari Program B35 hingga China-India, Saham Sawit Bisa Tokcer Lagi? (Foto: MNC Media)

Peluang B35 di Tengah Penurunan Permintaan CPO

Kendati permintaan hingga produksi CPO melemah belakangan ini, industri perkebunan sawit masih mendapat angin segar dari naiknya permintaan biodiesel untuk program B35.

Menurut MNC Sekuritas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi permintaan biodiesel bakal naik hingga 19,3 persen yoy akibat adanya peralihan dai B30 ke B35.

Asal tahu saja, pemerintah sedang berupaya meningkatkan presentase pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak solar dari 30 persen (B30) menjadi 35 persen (B35).

Adapun, program pemerintah tersebut akan mulai diberlakukan pada 1 Februari 2023.

Sementara untuk program B35, melansir dari keterangan Kementerian ESDM, target penyaluran biodiesel mencapai 13,15 juta kiloliter (kL).

Di samping itu, MNC Sekuritas juga menyebutkan, kebutuhan bio solar juga diperkirakan bakal meningkat sebesar 3 persen menjadi 37,6 miliar kL.

“Oleh karena tu, kami mengantisipasi kenaikan permintaan CPO domestik di tahun 2023 yang membantu untuk mengurangi surplus tangki persediaan,” tulis riset tersebut.

Sedangkan, untuk harga CPO, MNC Sekuritas memperkirakan akan tetap stabil di MYR3.500/mt hingga MYR4.500/mt ditopang ole stabilnya pasokan global dan hasil panen yang relatif stabil.

Adapun, MNC Sekuritas juga memberikan rating netral untuk industri ini seiring dengan potensi penurunan pendapatan perusahaan yang dipengaruhi oleh harga pupuk yang tinggi.

“Kami memilih DSNG sebagai pilihan utama seiring dengan skor ESG yang lebih baik dari kompetitornya di industri ini," tulis MNC Sekuritas.

Sementara, ditilik dari kinerja sahamnya, DSNG memang mengungguli emiten sawit lainnya seperti LSIP dan AALI.

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (26/1), kinerja saham DSNG secara year to date (YTD) melesat 9,17 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Sedangkan, emiten sawit lainnya LSIP dan AALI masih mencatatkan kinerja saham yang menghijau sepanjang 2023.

BEI menyebutkan, saham LSIP dan AALI masing-masing menguat sebesar 3,94 persen dan 1,87 persen secara YTD.

Selain itu, MNC Sekuritas juga menyebutkan sejumlah peluang yang mendorong kinerja DSNG ke depannya, seperti permintaan CPO yang lebih tinggi, harga CPO yang sesuai harapan, hingga proses penanaman sawit kembali yang lebih cepat.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement