sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Angkat Cabai Hiyung, Bank Kalsel Siapkan Strategi Dongkrak Jadi Potensi Agrowisata

Market news editor Hafid Fuad
08/01/2021 14:45 WIB
Optimistis memperdalam ceruk bisnis yang berpotensi di Kalimantan Selatan Direktur Utama Bank Kalsel Agus​ Syabarrudin mengatakan dukung agrowisata Cabai Hiyung
Angkat Cabai Hiyung, Bank Kalsel Siapkan Strategi Dongkrak Jadi Potensi Agrowisata. (Foto: MNC Media)
Angkat Cabai Hiyung, Bank Kalsel Siapkan Strategi Dongkrak Jadi Potensi Agrowisata. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Optimistis memperdalam ceruk bisnis yang berpotensi di Kalimantan Selatan, Direktur Utama Bank Kalsel Agus​ Syabarrudin mengatakan mendukung agrowisata Cabai Hiyung.

Varietas cabe tersebut, ungkap Agus, sudah terkenal karena tingkat kepedasannya hingga 94.500 ppm atau setara dengan 17 kali lipat dari cabai biasa. Bahkan disebut-sebut menjadi cabai terpedas di Indonesia.

"Kami sebagai BPD siap mendukung pendampingan analisis usahanya. Desa Hiyung di Kabupaten Tapin itu bisa dikembangkan misalnya untuk agrowisata. Kami sudah punya Ekosistem Keuangan Daerah. Jadi potensi ekonomi daerah Kalsel akan terangkat," ujar Agus dalam tayangan live Market Review di IDX Channel hari ini di Jakarta.

Dijelaskan Agus, Ekosistem Keuangan Daerah atau EKD dapat menjadi satu solusi yang akan mampu memperkuat perekonomian di Kalimantan Selatan (Kalsel) di masa pandemi bahkan berkelanjutan untuk masa depan.

"Lingkup BPD hanya sebatas provinsi. Jadi potensi ekonomi di Kalsel harus kami dukung khususnya yang sudah dikenal seperti pertambangan, perkebunan, ataupun pariwisata. Kami tidak mau sekedar jadi penonton tapi harus aktif terlibat," katanya.

Berbagai entitas di daerah baik itu pemerintah daerah, perangkat daerah, perusahaan daerah dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), lembaga jasa keuangan daerah maupun pihak ketiga seperti vendor, supplier dan konsultan yang saling bersinergi dalam rangka menunjang pengelolaan keuangan daerah supaya lebih efektif dan efisien serta mendatangkan manfaat sebesar-besarnya bagi daerah.

"Contoh manfaatnya untuk pengusaha ada kepastian kapan anggaran pemerintah bisa dicairkan. Karena ada tata kelola yang baik di pemerintah. Jadi pengusaha bisa menyesuaikan rencana bisnis dengan kontraknya. Lalu kami bisa meningkatkan layanan keuangan serta memperluas pasar. Serta sumber pemasukan bagi daerah nantinya," lanjutnya.

Dengan demikian BPD bisa membangkitkan perekonomian daerah sekaligus meringankan beban pemerintah pusat terutama di masa pandemi ini. "Bukan tidak mungkin, Konsep EKD yang kami inisiasi bisa juga diterapkan di daerah lain," katanya. (*)

Advertisement
Advertisement