Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan, katalis utama ANTM datang dari laporan keuangan yang mencatatkan pertumbuhan impresif.
“ANTM juga diketahui merupakan produsen yang berbasis komoditas emas. Tentunya hal ini menjadi perhatian lebih bagi investor,” kata Michael kepada IDXChannel.com, pada 9 April lalu.
Kinerja Positif
Sebelumnya, ANTM membukukan laba bersih Rp3,85 triliun sepanjang 2024, naik 25 persen dibanding tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,08 triliun.
Sekretaris Perusahaan Antam, Syarif Faisal Alkadrie, mengungkapkan bahwa pendapatan perusahaan mencapai Rp69,19 triliun, rekor tertinggi dalam sejarah. Sejalan dengan itu, EBITDA Antam meningkat 3 persen menjadi Rp6,73 triliun dari Rp6,55 triliun pada 2023.
Menurut Syarif, pencapaian positif ini mencerminkan ketahanan perusahaan di tengah dinamika regulasi dan ketidakpastian ekonomi global sepanjang tahun lalu.