Angga menjelaskan, IHSG tersandera dua sektor top loser IDX BASIC yang merosot 3,37% dan IDX TRANS turun 3,17%, sehingga indeks berakhir melemah ke 7.036 pada akhir pekan lalu (26/4).
Sedangkan dua saham top gainers yang menahan IHSG tidak turun semakin dalam, yakni IDX TECHNO yang naik 1,6% dan IDX INFRA naik +0,96%.
Angga menyebut, ada sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan market pada pekan lalu, yakni kenaikan suku bunga BI, net sell asing, yield obligasi, kuatnya ekonomi AS dan sentimen harga komoditas.
"Bank Indonesia menaikkan suku bunga 25 bps pada pekan lalu untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah, tapi Dolar AS ternyata masih terlalu kuat,” ujar Angga.
Terakhir, Rupiah berada di Rp16.241 per USD. Sementara itu, net sell asing mencapai Rp4,8 triliun dalam sepekan, terbesar pada saham-saham blue chip big banks.
Yield obligasi tenor 10 tahun Indonesia 7,25% dan AS 4,7%. Dana di pasar saham diserap bond market karena risiko atau return yang jauh lebih menarik.