Keuntungan ini baru menjadi real profit atau real gain setelah investor menjual emasnya ke Butik Antam, Pegadaian, atau toko emas lainnya. Karena setelah penjualan, investor menerima modal yang 100 persen kembali ditambah nilai keuntungan investasinya.
Sama halnya ketika investor merugi. Misalnya ketika investor suatu saham yang hari ini harga pasarnya menurun 15 persen dari harga pembeliannya. Maka kerugian sebesar 15 persen itu baru bersifat floating, belum mewujud menjadi nyata.
Investor tersebut baru benar-benar mengalami real loss ketika saham tersebut dijualnya, dan investor menerima hasil penjualan dengan nominal uang yang berkurang 15 persen dari modal awal pembeliannya.
Saat berinvestasi di pasar modal, baik saham maupun reksa dana, seringkali investor pemula dibuat panik dengan floating loss di porfotolionya. Kepanikan ini terkadang membuat investor gegabah dan buru-buru menjual sahamnya saat itu juga.
Kemudian, beberapa waktu kemudian saham tersebut rupanya berbalik arah menunjukkan peningkatan harga yang lebih tinggi. Hal seperti ini lumrah terjadi di kalangan investor pemula yang belum terbiasa dengan konsep floting return di pasar saham.