IDXChannel – Anda perlu memahami penjelasan floating profit dan floating loss agar bisa menghadapi risiko dalam berinvestasi. Hal ini karena investasi saham tidak terlepas dari risiko terjadinya dua hal tersebut.
Berinvestasi di pasar modal berarti Anda harus sudah siap menghadapi terjadinya risiko floating profit dan floating loss. Terutama bagi Anda yang berinvestasi jangka panjang. Meski demikian, tak sedikit orang yang masih bingung ketika berhadapan dengan floating profit dan floating loss ini.
Lantas apa yang dimaksud dengan floating profit dan floating loss? bagaimana pengaruhnya terhadap investasi Anda? Yuk, simak penjelasan floating profit dan floating loss dari IDXChannel berikut ini!
Penjelasan Floating Profit dan Floating Loss
Penjelasan floating profit dan floating loss tidak terlepas dari penjelasan istilah dalam investasi saham. Floating profit dan floating loss ini mengacu pada perbedaan antara harga saat ini dan harga pembelian jika investasinya adalah investasi jangka panjang. Namun, bagi investasi yang dijual dalam jangka pendek, floating profit dan floating loss mengacu pada perbedaan antara harga saat dijual dan harga saat ini.
Apa itu floating profit?
Floating profit merupakan keadaan di mana sebuah keuntungan atau profit dari saham yang dikoleksi belum bisa direalisasikan. Keuntungan ini masih belum terealisasi karena investor belum melakukan tindakan apapun untuk mengambil keuntungan tersebut.
Misalnya, ada seorang investor yang membeli saham A dengan harga Rp5.000. Rupanya, hanya dalam waktu satu minggu, saham tersebut mengalami kenaikan dan memberikan imbal hasil kepada investor tersebut sebesar 2,5%. Di minggu berikutnya, saham tersebut kembali naik sehingga total keuntungan yang dimiliki oleh investor tersebut mencapai 5%. Sang investor merasa bimbang antara memilih untuk mengoleksi saham A tersebut atau menjualnya untuk mendapatkan profit 5% tersebut.
Meski sang investor merasa senang akan keuntungan yang terbilang besar ini, namun saat harus menghadapi situasi floating profit, keuntungan yang sudah ada di depan mata justru menimbulkan kebimbangan.
Banyak investor merasa bimbang dan akhirnya menahan diri untuk menjual saham yang mengalami floating profit tersebut dengan tujuan keuntungan investasi yang lebih besar dalam jangka waktu yang panjang. Tak sedikit dari mereka justru mengambil langkah untuk mengoleksi saham yang memiliki prospek yang baik seperti saham A tersebut untuk investasi jangka panjang.