Hal sebaliknya pun sering terjadi pada trader. Ketika portofolio sedang mencatatkan floating profit, trader menjadi terlena dan serakah, lalu enggan menjual sahamnya ketika target harganya sudah tercapai, berharap harga saham tersebut bergerak lebih tinggi lagi.
Padahal, pergerakan harga saham tersebut bisa saja berbalik arah menjadi downtren dan sideways yang panjang. Sehingga portofolio yang tadinya mencatatkan floating profit, berubah menjadi floating loss karena trader tidak tertib pada target harganya sendiri.
Floating profit dan floating loss berpotensi untuk berubah menjadi kebalikannya, meskipun ada beberapa saham yang terus menurun dan tidak bergerak ke mana-mana dalam waktu yang cukup panjang.
Oleh sebab itu, investor tak hanya dianjurkan untuk memilih saham dengan cermat dan tidak sembarangan memilih saham (sebab ada beberapa saham yang memang berkinerja buruk dan sulit untuk bergerak harganya), namun juga dianjurkan untuk memahami konsep floating return-nya.
Karena secara psikologis, nilai floating profit dan floating loss berpotensi besar memengaruhi mental investor dan trader, sehingga berpengaruh pada proses pengambilan keputusannya. Investor dan trader berisiko mengambil keputusan berdasarkan emosi, bukan berdasarkan analisa yang akurat.
Itulah yang dimaksud dengan floating profit dan floating loss dalam investasi saham.
(Nadya Kurnia)