Dirinya menambahkan, “valuasi [GJTL] murah. Price-to Earnings Ratio 2,84 x dan Price-to Book value 0,44 x.”
Dengan bermodal keyakinan akan murahnya valuasi perusahaan ban terbesar di Asia Tenggara tersebut, Lo Kheng Hong pun berharap saham GJTL akan kembali menyentuh rekor all-time high (ATH) yang sempat diraih pada Juli 2013, yakni di kisaran Rp3.000-an atau tepatnya di angka Rp3.675 per saham.
“Semoga [kembali ke rekor tertinggi],” ujar Pak Lo.
Di pasar reguler, Kamis (27/6), hingga pukul 10.36 WIB, harga saham GJTL terkoreksi 1,79 persen ke Rp1.100 per saham, usai menguat 3,70 persen pada Rabu (26/6).
Kapitalisasi pasar (market cap) GJTL saat ini mencapai Rp3,82 triliun.
Gajah Tunggal memproduksi dan mendistribusikan ban untuk mobil penumpang, SUV’s/truk ringan, off-road, industri dan sepeda motor. Perusahaan juga memproduksi dan mendistribusikan produk karet terkait lainnya, seperti karet sintetis, benang ban, ban dalam, flap, o-ring.
Portofolio merek ban Gajah Tunggal, di antaranya GT Radial, Giti,IRC Tire, hingga Zeneos. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.