Selain itu, anak usaha PT Antang Gunung Meratus (AGM) yang memiliki tambang lebih luas yakni 22.433 ha di Tapin dan Sungai Hulu Selatan memproduksi batu bara dengan kualitas GAR 3.400, GAR 4.200, GAR 5.600, dan GAR 6.400.
Manajemen BSSR menambahkan, perseroan juga aktif melakukan eksplorasi tambang mengingat hingga saat ini, lahan yang dibuka dari total PKP2B baru 25 persen atau sekitar 4 ribu ha.
BSSR mengalokasikan belanja modal (capital expenditure atau capex) sebesar USD25 juta pada tahun ini, di mana USD14 juta di antaranya sudah digunakan sepanjang kuartal I-2025 untuk pembebasan lahan.
Pada 2025, perseroan membidik produksi batu bara sebesar 18,5 juta ton. Angka ini lebih rendah dibandingkan realisasi produksi pada 2024 yang mencapai 21 juta ton.
(Rahmat Fiansyah)