Hingga Maret 2023, ADMR mencatatkan volume produksi sebesar 1,22 juta ton, atau naik 97% dari sebelumnya sebesar 0,62 juta ton. Sementara itu, volume penjualan perseroan juga naik 44% menjadi 0,85 juta ton dari sebelumnya sebesar 0,59 juta ton.
Dari sisi pengeluaran, beban pokok pendapatan perseroan tercatat sebesar USD103,60 juta atau Rp1,52 triliun, naik 63% dari sebelumnya sebesar USD63,46 juta.
Kenaikan tersebut disebabkan oleh kenaikan biaya penambangan, biaya pemrosesan batu bara, biaya pengiriman dan penanganan, serta biaya royalti karena kenaikan volume produksi dan penjualan.
Kemudian, beban usaha ADMR juga mengalami membengkak menjadi USD21,67 juta atau Rp318,40 miliar, dari sebelumnya sebesar USD5,27 juta. Naiknya beban usaha perseroan utamanya disebabkan oleh kenaikan signifikan pada penyisihan untuk biaya pemerintah.