IDXChannel – Saham emiten tambang PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) merosot pada Selasa (23/9/2025), terimbas aksi ambil untung seiring anak usahanya, PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) resmi melantai di bursa hari ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.58 WIB, saham MDKA melemah 2,78 persen ke level Rp2.450 per unit. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp277,87 miliar.
Sehari sebelumnya, MDKA ditutup melesat 5,88 persen.
Berbeda dengan sang induk, saham EMAS melesat hingga auto rejection atas (ARA) 25 persen ke level Rp3.600 per unit. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp104,7 miliar dan volume perdagangan 29,10 juta saham.
Terdapat antrean beli di kolom bid sebanyak 2,6 juta lot di harga ARA.
Analis sebelumnya menilai penawaran umum perdana (IPO) EMAS akan membawa dampak positif bagi induk usahanya, MDKA.
“MDKA diketahui memiliki 70 persen tambang emas Pani (EMAS) ini. Dengan unlocking value ini, saat ini MDKA memiliki market cap sebesar Rp65 triliun,” kata pengamat pasar modal Michael Yeoh, pada 8 September 2025.
Ia menambahkan, valuasi EMAS yang cukup tinggi membuat porsi kepemilikan MDKA semakin bernilai. “IPO EMAS sendiri di valuasi sebesar Rp48 triliun. Maka, ada Rp33 triliun valuasi MDKA di EMAS,” tuturnya.
Michael menilai, potensi kenaikan harga saham EMAS pasca-IPO juga akan memperbesar nilai MDKA ke depan. “Dan dari harga yang berpotensi naik setelah IPO, maka valuasi MDKA akan terus bertambah,” ujarnya.
Verdhana Sekuritas juga sebelumnya menyoroti MDKA. Verdhana menulis, MDKA merupakan pemain besar di emas dan tembaga melalui Pani Gold dan TB Copper. Rencana IPO Pani Gold, pembaruan PFS TB Copper pada 2H25, dan ramp-up HPAL menjadi katalis utama bagi perusahaan.
Indo Premier Sekuritas juga merekomendasikan saham MDKA di sektor emas. Menurut Indo Premier, proyek Pani Gold akan membuka nilai tambah besar bagi MDKA.
Produksi emas perseroan diproyeksikan meningkat dari 100.000 ons menjadi 150.000 ons pada 2026, dan selanjutnya melonjak hingga 500.000 ons ketika fasilitas heap leach beroperasi penuh. Biaya produksi (cash cost) pun diperkirakan turun signifikan, dari sekitar USD1.000 per ons menjadi USD600 per ons.
Dari sisi valuasi, Indo Premier menilai MDKA masih tergolong murah dengan estimasi price to earnings ratio (P/E) 17,2 kali pada 2026 dan 12,0 kali pada 2027. Angka ini jauh lebih rendah dibanding para pesaingnya seperti AMMN dan BRMS yang berada di atas 60 kali.
IPO Jumbo EMAS
Penawaran umum perdana saham EMAS mencatat antusiasme tinggi dengan diikuti oleh 406.231 investor yang tercatat di hari perdana, Selasa (23/9/2025).
Menurut data BEI, minat besar investor ini juga tercermin dari kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 4,62 kali, dengan total pemesanan mencapai 7,48 miliar saham, dari total yang ditawarkan hanya 1,61 miliar saham.
EMAS resmi tercatat di BEI pada Selasa (23/9/2025) sebagai emiten ke-23 sepanjang tahun ini. Perseroan menawarkan dengan harga Rp2.880 per saham, melepas 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Total saham yang tercatat di BEI mencapai 16,18 miliar, terdiri dari 1,61 miliar saham yang ditawarkan ke publik dan 13,11 miliar saham pendiri. Sehingga kapitalisasi pasar EMAS pada saat debut perdana sebesar Rp46,59 triliun.
Struktur kepemilikan setelah IPO antara lain PT Merdeka Copper Gold Tbk sebesar 56,46 persen, Winato Kartono 8,36 persen, Garibaldi Thohir 5,59 persen, Hardi Wijaya Liong 3,58 persen, dan publik 10 persen.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2025, EMAS memiliki total aset USD543,3 juta dan ekuitas USD263,3 juta. Namun, perseroan masih membukukan rugi bersih USD9,21 juta pada periode tersebut
Dalam gelaran IPO, EMAS berpotensi meraup dana segar maksimal Rp4,88 triliun.
Dalam prospektus, perusahaan menyebutkan dana hasil IPO akan digunakan untuk tiga tujuan utama.
Pertama, sekitar USD20 juta atau Rp328,4 miliar akan disalurkan sebagai setoran modal kepada PT Pani Bersama Tambang (PBT) guna membiayai kebutuhan operasional.
Kedua, jumlah serupa akan diberikan sebagai pinjaman kepada PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS).
Sisanya dialokasikan untuk pelunasan lebih awal utang kepada pemegang saham pengendali, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), yang pasca-IPO memiliki 56,46 persen saham EMAS.
Merdeka Gold Resources adalah induk usaha tambang emas Pani di Pohuwato, Gorontalo, dengan cadangan mencapai 7 juta ounce emas dan umur tambang diproyeksikan hingga 2041.
Proyek ini dirancang menjadi salah satu tambang emas terbesar di Indonesia dan Asia Pasifik dengan kapasitas produksi puncak 500.000 ounce per tahun pada 2033. Fasilitas heap leach berkapasitas 7 juta ton per tahun ditargetkan beroperasi pada Desember 2025, disusul fasilitas Carbon-in-Leach (CIL) pada 2029 dan 2032. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.