Kemudian, kata Griemaldy, perseroan membatalkan rencana pembelian tanah yang berlokasi di sekitar Jakarta dengan alokasi dari dana IPO Rp9,2 miliar.
Berdasarkan kajian ulang kebutuhan volume produksi, perseroan memerlukan lahan di lokasi yang lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, manajemen memutuskan untuk menyewa pabrik di Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dengan realisasi sementara Rp200 juta. Rencananya, pabrik ini baru beroperasi dua tahun lagi.
Di samping itu, perseroan juga batal membangun fasilitas produksi yang direncanakan sebesar Rp10,75 miliar. Sebagai gantinya, dana tersebut digunakan untuk membeli mesin sebesar Rp18 miliar serta perbaikan gedung pabrik Rp2 miliar.
"Adapun selisih sebesar kurang lebih Rp25 miliar akan didanai dari pinjaman pada lembaga keuangan dan lembaga pembiayaan," kata Griemaldy.
Hingga kuartal III-2024, BEER mencatat penjualan Rp20,98 miliar, turun 48,88 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp41,03 miliar. Penurunan tersebut tidak terlepas dari tekanan penjualan produk utama perseroan, soju.