Sayangnya sederet beban operasional, pemeliharaan, hingga kebandaraan ikut membengkak, sehingga tak ada margin bersih yang dicatatkan, sebagaimana tersaji dalam laporan keuangan Senin (30/9/2024).
Secara operasional, GIAA sudah rugi sebelum pajak mencapai USD112,95 juta, dengan rugi periode berjalan menembus USD100,35 juta.
Pencapaian ini membuat defisit rugi kian bertambah dalam neraca keuangan, sehingga membebani ekuitas yang mengalami defisiensi modal mencapai USD1,38 miliar.
Nilai aset GIAA akhir Juni menembus USD6,54 miliar, dengan utang total sebanyak USD7,93 miliar. Perusahaan masih menggenggam kas dan setara kas sebesar USD229,11 juta pada akhir paruh pertama.
(DESI ANGRIANI)