Sedangkan pendapatan bersih selama 9 bulan mampu naik 134,41% menjadi Rp 7,97 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,40 triliun.
Stevanus Juanda, anails UOB Kay Hian, dalam riset per 23 November, menilai penghematan sudah dilakukan Goto guna mengejar margin kontribusi positif.
“GOTO akan memulai inisiatif penghematan biaya. Perusahaan berharap bisa menghasilkan margin kontribusi yang positif di Q4-2023, dan membukukan EBITDA positif 12-18 bulan setelah itu, didorong pertumbuhan pendapatan, kenaikan take rate [komisi], dan manajemen biaya operasional [operating expense/opex],” kata Stevanus.
“Adapun rugi bersih setelah pajak memang bertambah 26% yoy, tapi hikmah positifnya adalah pendapatan GoTo naik 217%, dan ini menunjukkan tren positif menuju profitabilitas pada akhirnya,” jelas Stevanus.
(ADF)