sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BI Sebut Aliran Modal Asing Tembus Rp20,6 Triliun, Terbanyak Masuk SBN dan Saham

Market news editor Anggie Ariesta
21/05/2025 16:40 WIB
Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp20,63 triliun pada Mei 2025.
Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp20,63 triliun pada Mei 2025. (Foto: Dok. Youtube BI)
Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp20,63 triliun pada Mei 2025. (Foto: Dok. Youtube BI)

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp20,63 triliun. Investor global memburu instrumen obligasi negara dan saham yang dinilai memberikan imbal hasil (return) menarik.

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti menyebut, derasnya aliran modal asing memberikan confidence kepada bank sentral untuk menurunkan suku bunga acuan ke 5,5 persen. Di samping inflasi yang relatif terjaga, aliran modal asing memberikan tenaga kepada rupiah.

Sepanjang Mei 2025 yang berjalan 20 hari, modal investor global yang masuk ke pasar keuangan mencapai Rp20,63 triliun. Dana tersebut masuk Rp10 triliun ke Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp8,3 triliun masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Sisanya Rp2,24 triliun membeli Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Menurut Destry, pasar keuangan Indonesia menarik minat investor asing. Arah kebijakan pelonggaran moneter yang dilakukan BI sejak awal tahun menunjukkan transmisi positif ke pasar uang hingga bursa saham. Hal ini tercermin dari bunga di pasar uang antarbank (overnight) dari 6,03 persen menjadi 5,77 persen.

"Juga tercermin di pasar uang kita juga SRBI, di mana yield juga terus mengalami penurunan. Sebagai contoh, untuk yang di 12 bulan itu, yield SRBI itu sudah turun dari posisi Januari 7,27 (persen), posisi di bulan Mei 6,47 (persen)," ujar Destry dalam konferensi pers RDG BI Mei 2025, Rabu (21/5/2025).

Di pasar SBN, yield obligasi negara menunjukkan tren penurunan dari 6,98 persen dari sebelumnya 6,98 persen di Januari 2025.

Menurut Komisioner LPS 2015-2018 itu, transmisi kebijakan moneter melalui berbagai instrumen operasi pasar terbuka menunjukkan efektivitas kebijakan BI. Dia berharap transmisi ini akan terus berlanjut seiring keputusan BI menurunkan suku bunga acuan.

"Maka, penurunan dari suku bunga yang kami lakukan saat ini, tentunya kami berharap akan bisa tertransmisi, di mana akan bisa masuk tercermin di pasar uang dan pasar keuangan, sehingga tentunya ini akan menurunkan biaya modal ataupun biaya dana, baik itu untuk perbankan ataupun untuk sistem keuangan secara keseluruhan," kata Destry.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement