Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor kunci, termasuk meningkatnya angka promosi dan kenaikan biaya operasional serta kenaikan Kurs Mata uang asing selama periode tersebut.
"Sebagai emiten yang terus bertumbuh, tentu angka promosi kami terus mengalami peningkatan. Hal ini diperlukan untuk menjaga daya saing serta menjaga ekstitensi BUAH di industri perdagangan buah import yang semakin ketat," ujar Renny.
Selain itu, dikatakan Renny, kenaikan biaya operasional juga terjadi seiring dengan pendistribusian dan penyediaan persediaan tambahan untuk memfasilitasi cabang–cabang baru kami.
Per September 2024, BUAH tercatat memiliki total aset sebesar Rp398 miliar. Angka ini tumbuh 16,8 persen dari posisi 31 Desember 2023 yang mencapai Rp340,77 miliar. Disamping itu, ekuitas BUAH juga meningkat 0,4 persen dari posisi per 31 Desember 2023 sebesar Rp178,39 menjadi Rp179,05 miliar per 30 September 2024.
(taufan sukma)