Bidik Dana Segar Rp18,4 Triliun, Mitratel Patok Harga IPO Rp800 per Saham

IDXChannel - PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) menyebut bahwa harga penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) ditetapkan sebesar di Rp 800 per saham.
Adapun harga IPO Mitratel ini di rentang bawah dari harga yang ditawarkan sebelumnya, yakni Rp 775-Rp 975 per saham.
Mengutip prospektusnya, Senin (15/11/2021), jumlah saham yang dilepas sebanyak 22.920.512.000, setara dengan 27,63 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan setelah penawaran umum dengan nominal Rp 228 per saham.
"Dari aksi korporasi ini, perusahaan menara ini akan mendapatkan dana segar senilai Rp 18,34 triliun," ucapnya seperti dikutip Senin.
Namun, jika ada kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat, perusahaan menara milik PT Telkom Indonesia ini akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 2.619.487.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 228 per saham atau mewakili sebanyak-banyaknya 3,06 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan begitu, Mitratel akan memperoleh dana dari IPO ini senilai Rp 20,43 triliun.
Adapun untuk program Pemberian Saham Penghargaan Dalam Program Employee Stock Allocation (ESA) dan Hak Opsi Pembelian Saham Dalam Program Management And Employee Stock Option Plan (MESOP), Mitratel mengalokasikan 0,11 persen saham dan 0,13 persen.
Merujuk jadwal, Mitratel akan mulai melakukan penawaran umum pada 16 November-18 November nanti. Dengan demikian pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 November 2021.
Selanjutnya usai IPO, Mitratel akan menggunakan dana sebanyak 44 persen untuk belanja modal organik seperti penambahan kolokasi melalui penguatan dan penambahan menara telekomunikasi, pembangunan menara baru dan penambahan site baru, dan ekspansi ke teknologi dan layanan yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara.
Adapun sebesar 56 persen akan Mitratel gunakan untuk belanja modal anorganik, yakni untuk mengakuisisi menara telekomunikasi dari operator telekomunikasi dan akuisisi strategis produk, teknologi, dan layanan baru yang bersinergi dengan bisnis penyewaan menara.
Sisanya untuk kebutuhan modal kerja dan kebutuhan lainnya seperti peningkatan sistem teknologi informasi dan penerapan program pengembangan yang berkualitas untuk menara telekomunikasi Mitratel.
(SANDY)