IDXChannel - GoTo resmi diperkenalkan ke publik sebagai entitas baru dari dua perusahaan teknologi besar tanah air, yakni Gojek dan Tokopedia. Apalagi, dikabarkan kedua startup itu juga dikabarkan akan melakukan penawaran perdana umum saham atau Initial Public Offering (IPO).
Ada pula yang menyebut entitas grup tersebut merupakan salah satu langkah demi memuluskan langkah GoTo untuk IPO di Bursa Efek Indonesia.
Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada, menilai momentum pemulihan ekonomi dan pasar modal akibat pandemi Covid-19 bisa dimanfaatkan GoTo untuk melantai di Bursa. Terlebih di masa pandemi Covid-19 minat masyarakat masih tinggi untuk berinvestasi khususnya di saham.
"Maka bisa saja mereka memanfaatkannya untuk melantai di bursa saham. Yang harus diperhatikan, selain timing ialah harga yang ditawarkan, kinerja maupun prospek bisnis ke depannya, hingga siapa penjamin emisinya, dan juga rencana-rencana bisnis ke depannya," ujar Reza saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (18/5/2021).
Reza menambahkan, peluang GoTo untuk melakukan IPO terbuka lebar sepanjang ketentuan dan persyaratan untuk melantai di Bursa dapat dipenuhi. Yang harus dilihat adalah seberapa menarik saham GoTo diperdagangkan jika telah mencatatkan sahamnya.
"Selain itu, juga terkait dengan rilis kinerja perusahaan nantinya sehingga pelaku pasar dapat menilai wajar atau tidaknya harga yang ditawarkan pada saat IPO dan saat ditransaksikan mengingat belum ada pembanding apple to apple di IDX," kata dia.
Mengenai dampak IPO GoTo ke pasar modal Indonesia, Reza menyebut hal tersebut harus dilihat mulai dari harga saham yang ditawarkan dengan jumlah saham yang beredar di masyarakat.
"Masalahnya, mereka sebelumnya kan belum listing jadi bagaimana bandingkan sehingga bisa katakan akan meningkat pesat. Katakanlah jumlah saham yang beredar tetap maka agar market cap-nya naik maka harga sahamnya yang harus naik seperti yang terjadi pada ARTO," ucapnya. (TYO)