"Perbaikan kinerja juga dipengaruhi oleh efisiensi dan perbaikan proses kerja dengan lebih mengoptimalkan teknologi. Digitalisasi yang diterapkan di berbagai lini, terutama pemasaran, memudahkan para penyewa dalam melakukan penyewaan menara dan fiber yang sesuai
dengan kebutuhan," ujar Teddy.
Sebagai hasilnya, laba sebelum pajak, bunga dan amortisasi (EBITDA) mencapai Rp3,69 triliun pada periode Januari-Juni 2024. Angka ini meningkat 10,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Bagi Teddy, perolehan tersebut menunjukkan adanya peningkatan profitabilitas yang semakin baik bagi Perseroan.
Di lain pihak, Margin EBITDA yang meningkat menjadi 83,1 persen dari 81,2 persen pada tahun sebelumnya, mencerminkan efisiensi yang semakin baik seiring dengan semakin besarnya skala bisnis, implementasi skema bisnis yang efisien, optimalisasi proses bisnis internal melalui digitalisasi dan lebih selektif dalam menggarap segmen tower related business.
"Kami senantiasa fokus pada fundamental Perusahaan, dengan monetisasi alat produksi dan terus memperkuat bisnis di ekosistem menara untuk memastikan pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan baik dari sisi pendapatan maupun laba," ujar Teddy.