"Kondisi tersebut menunjukkan bahwa bantuan tunai memiliki dampak langsung terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga," ujarnya.
Analis memperkirakan sejumlah perusahaan konsumer berpeluang mencatat peningkatan permintaan pada kuartal IV-2025 akibat dua faktor utama, yaitu penyaluran bantuan sosial tunai dan kegiatan stock-up menjelang perayaan Lebaran 2026.
Selain itu, dukungan fiskal yang lebih ekspansif melalui realokasi anggaran pemerintah juga diharapkan memperkuat momentum konsumsi.
Indo Premier mempertahankan rating 'Neutral' terhadap sektor tersebut. Saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menjadi pilihan utama di sektor ini untuk 2025–2026.
Kedua emiten dinilai berpotensi mencatatkan perbaikan margin seiring penurunan harga bahan baku utama dan dukungan daya beli masyarakat.
Secara valuasi, analis mengestimasi saham KLBF diperdagangkan dengan rasio P/E 2025 sebesar 14,4 kali dan 13,4 kali untuk 2026. Imbal hasil dividen diproyeksi meningkat dari 4 persen menjadi 4,9 persen pada 2027.
Sementara itu, MYOR diproyeksikan mencatat penurunan rasio P/E dari 16,1 kali di 2025 menjadi 12,8 kali di 2026, dengan potensi pertumbuhan laba hingga 25,9 persen pada 2026.
(Dhera Arizona)