IDXChannel – PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) bakal melakukan stock split yang rencananya akan diperdagangkan pada 12 April 2023. Sebelumnya, BMRI juga pernah melakukan stock split pada 2017 meski aksi tersebut kurang berhasil mengerek harga saham emiten ini.
Adapun, emiten bank big four tersebut akan melakukan pemecahan nilai nominal saham atau stock split dengan rasio sebesar 1:2.
Nantinya, setiap 1 saham lama dengan nilai nominal Rp250 per saham, akan menjadi 2 saham dengan nilai nominal Rp125.
"Untuk saham Seri A Dwiwarna akan tetap dipertahankan 1 saham dan sisanya akan diperhitungkan menambah saham Seri B milik Negara Republik Indonesia," tulis manajemen dalam prospektus, Jumat (3/2/2023).
BMRI memproyeksikan jumlah saham dalam modal dasar akan berdambah dari semula 64 miliar menjadi 128 miliar saham. Sedangkan, jumlah saham di modal ditempatkan dan disetor penuh akan menjadi 93,33 miliar, dari semula 46,66 miliar.
Informasi saja, pelaksanaan stock split akan dilaksanakan paling lambat 30 hari setelah pelaksanaan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 14 Maret 2023.
Sedangkan, perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar tunai rencananya akan dilaksanakan pada 12 April 2023.
Sebelumnya, BMRI pernah menggelar aksi stock split pada 13 September 2017. Pada kala itu, BMRI melakukan stock split dengan nilai pelaksanaan sebesar 1:2.
Dengan demikian, saham BMRI yang diperdagangkan pada harga Rp6.700 per saham dari harga sebelum stock split, yakni Rp13.200/saham.
Namun begitu, kinerja saham BMRI justru kurang bergairah setelah stock split. Merujuk data Bursa Efek Indonesia, harga saham BMRI pada 13 September 2017 merosot hingga 1,87 persen dari Rp6.700/saham menjadi Rp6.575/saham.
Sedangkan, pada perdagangan 14 September 2017, saham BMRI kembali terkontraksi 0,38 persen ke level Rp6.550/saham.
Kendati merosot dua hari beruntuk semenjak menggelar stock split, saham BMRI berhasil rebound 1,15 persen menjadi Rp6.625/saham pada 15 September 2017.
Sayangnya, pada perdagangan 18 September 2017, saham BMRI kembali terkontraksi 0,75 persen ke level Rp6.575/saham.
Kisah BBCA Cuan Setelah Stock Split
Berbeda nasib dengan BMRI, bank big cap PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) justru melesat setelah melakukan aksi stock split.
Pada 13 Oktober 2021 lalu, BBCA resmi melakukan stock split dengan rasio 1:5. Adapun, harga saham BBCA setelah stock split berubah menjadi Rp7.400/saham.
Dari aksi korporasi ini, jumlah saham BBCA semakin bertambah, dari hanya 24,65 miliar saham menjadi 123,27 miliar saham.
Di samping itu, saham BBCA melambung pada perdagangan 13 Oktober 2021, setelah melakukan stock split.
Melansir data BEI pada hari tersebut, saham BBCA sempat melaju hingga 11,48 persen dari Rp7.400/saham menjadi Rp8.250/saham.
Kendati demikian, pada penutupan 13 sOktober 2021, harga saham BBCA berada di level Rp7.525/saham.
Informasi saja, sejak melantai di bursa pada 31 Mei 2000, tercatat BBCA sudah empat kali melakukan stock split.
Pertama, BBCA melakukan aksi korporasi ini pada 15 Mei 2001 dengan rasio 1:2. Adapun, harga sahamnya berubah dari Rp1.750/saham menjadi Rp875/saham setelah stock split.
Setelah itu, pada 8 Juni 2004, BBCA kembali melakukan stock split dengan rasio yang sama, yakni 1:2. Pada saat itu, harga saham BBCA menjadi Rp1.775/saham dari sebelumnya, yakni Rp3.550/saham.
Sedangkan, pada 31 Januari 2008, BBCA juga tercatat melakukan stock split dengan rasio 1:2. Dari aksi stock split tersebut, saham BBCA berubah menjadi Rp3.550/saham dari Rp7.100/saham.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.