Sementara, dalam 10 tahun belakangan (2012-2021), IHSG sukses naik 8 kali dan hanya 2 kali turun dengan rerata kenaikan 1,59%.
Selain itu, dalam 6 tahun terakhir IHSG selalu berakhir menghijau sepanjang Juni dengan rerata kenaikan 2,24%.
Data historis tersebut mungkin bisa menjadi pegangan para investor untuk menghadapi peralihan dari semester I ke semester II tahun ini.
Ada Aral Menggalang, IHSG Kuat?
Hanya saja, tone sentimen global menjadi aral gendala untuk pergerakan IHSG.
Fluktuasi IHSG sepanjang paruh pertama tahun ini, terutama periode Mei-Juni, tak bisa dilepaskan dari sentimen global, terutama efek kenaikan suku bunga oleh bank sentral negara utama dan dampak lanjutan dari perang di Ukraina.
Rezim kenaikan suku bunga, yang dipimpin oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed), sendiri semata-mata diberlakukan demi meredam inflasi yang meroket, terutama dampak dari macetnya rantai pasok global di tengah perang dan pemulihan pandemi.