Pendapatan bunga bersih BRI sejatinya tumbuh 2,8 persen (YoY) dari Rp71,28 triliun menjadi Rp73,27 triliun hingga paruh pertama tahun ini.
Meski demikian, BRI mencatatkan kenaikan sejumlah pos beban. Kerugian terkait risiko operasional naik signifikan dari Rp63,89 miliar menjadi Rp686,73 miliar. Selain itu, beban pencadangan atau impairment juga naik 25,8 persen menjadi Rp23,27 triliun.
Terkait fungsi intermediasi, BRI tercatat telah menyalurkan total kredit sebesar Rp1.416,62 triliun per semester I 2025, meningkat 5,97 persen (YoY) dari Rp1.336,78 triliun. Komposisi kredit UMKM tercatat sebesar 80,32 persen dari portofolio pembiayaan perseroan atau setara dengan Rp1.137,84 triliun.
Lebih lanjut, aset bank pelat merah ini pun meningkat 6,52 persen (YoY) menjadi Rp2.106,37 triliun dari sebelumnya Rp1.977,37 triliun.
Dari sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross BRI relatif stabil pada level 3,23 persen dibandingkan sebelumnya 3,21 persen. NPL net tercatat bergerak dari 0,86 persen menjadi 0,99 persen.