"Perseroan terus berupaya untuk memanfaatkan sisa dana IPO secara optimal, sambil tetap mempertimbangkan dinamika yang ada," ujar Willix.
Dia menilai, Bukalapak saat ini menghadapi tantangan di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi dan kondisi politik domestik yang dinamis pada 2024.
"Faktor-faktor ini mengharuskan perseroan untuk sangat selektif dan hati-hati dalam pengambilan keputusan investasi," katanya.
Saat ini, dana IPO Bukalapak lebih dari separuhnya disimpan di deposito berjangka dalam bentuk dolar AS dan rupiah. Yang terbesar ada di Bank DBS Indonesia Rp4 triliun, BRI Rp3,5 triliun, Bank Mandiri Rp1,7 triliun, dan Allo Bank Rp750 miliar.
(Rahmat Fiansyah)