sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bukalapak Laba Saat Perusahaan Tech Masih Rugi, Apa Resepnya?

Market news editor Melati Kristina - Riset
26/10/2022 15:38 WIB
Bukalapak (BUKA) berhasil membalik rugi menjadi laba di tengah startup lainnya masih menanggung rugi bersih di semester I-2022.
Bukalapak Laba Saat Perusahaan Tech Masih Rugi, Apa Resepnya? (Foto: MNC Media)
Bukalapak Laba Saat Perusahaan Tech Masih Rugi, Apa Resepnya? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Sebagian besar startup hingga perusahaan tekno di Tanah Air masih menanggung rugi bersih karena membengkaknya beban perusahaan. Kendati demikian, PT Bukalapak.com (BUKA) justru mampu mencetak laba bersih di semester I-2022.

Dulu dikenal sebagai startup alias perusahaan rintisan, emiten tech digital seperti Blibli hingga PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) masih mencatatkan rugi bersih di semester I-2022.

Berdasarkan prospektus perusahaan, Blibli masih membukukan rugi bersih sebesar Rp2,48 triliun di tengah melesatnya pendapatan bersih perusahaan hingga 123,76 persen di periode ini.

Adapun pendapatan bersih yang diperoleh emiten e-commerce ini di semester I-2022 mencapai Rp6,71 triliun.

Dari segmen beban perusahaan, Blibli mencatatkan kenaikan beban pokok pendapatan sebesar 121,74 persen menjadi Rp6,15 triliun. Sedangkan beban penjualan perusahaan e-commerce ini juga meningkat hingga 97,43 persen menjadi Rp1,40 triliun.

Dari seluruh segmen beban penjualan, beban dari iklan dan pemasaran naik secara signifikan hingga 119,22 persen menjadi Rp869,22 miliar di periode ini. Adapun iklan dan pemasaran berkontribusi hingga 61,99 persen terhadap beban penjualan Blibli.

Senada dengan Blibli, GOTO juga menggelontorkan dana untuk kebutuhan iklan dan promosi yang jumbo. Melansir dari laporan keuangan di semester I-2022, biaya promosi GOTO mencapai Rp3,49 triliun.

Adapun beban dari segmen ini melonjak hingga 309,36 persen secara year on year (yoy). Sementara biaya untuk iklan dan pemasaran juga meningkat hingga 129,60 persen menjadi Rp2,18 triliun.

Bila diakumulasi, total biaya iklan pemasaran dan promosi memiliki porsi 29,62 persen dari  total beban GOTO di semester I-2022.

Di samping itu, GOTO mencatatkan rugi bersih yang mencapai Rp13,65 triliun di semester I tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan emiten, beban penjualan dan pemasaran dari GOTO melonjak 235,43 persen menjadi Rp6,35 triliun pada periode ini.

Beban lainnya yang meningkat secara signifikan adalah beban pengembangan produk (227,87 persen) serta beban umum dan administrasi (50,05 persen).

Sebagaimana disebutkan dalam laporan keuangannya, beban pengembangan produk GOTO meningkat menjadi Rp2,13 triliun sementara beban umum dan administrasi naik menjadi Rp5,76 triliun.

Selain mencatatkan lonjakan signifikan dari beban iklan, promosi, dan pemasaran seperti yang disinggung di atas, GOTO juga mencatatkan kenaikan beban dari sejumlah segmen.

Adapun salah satunya, yaitu beban gaji dan imbalan karyawan yang meningkat 103,44 persen menjadi Rp7,42 triliun di semester I-2022.

Selain itu, beban dari pengembangan teknologi, informasi, dan infrastruktur juga meningkat menjadi Rp1,60 triliun atau naik 82,36 persen pada periode ini.

Kendati demikian, GOTO masih mencatatkan kenaikan pendapatan bersih yang mencapai 73,32 persen, meski masih membukukan rugi bersih di periode ini. Adapun pendapatan bersih yang diperoleh GOTO di semester I-2022 mencapai Rp3,40 triliun.

Keberhasilan BUKA Balik Rugi Jadi Laba

Berbeda dengan dua perusahaan tekno yang masih menanggung rugi, BUKA justru mencatatkan laba bersih di semester I-2022 sebesar Rp8,59 triliun.Angka ini bahkan lebih besar dari pendapatan bersih BUKA yang hanya sebesar Rp1,69 triliun.

Disamping itu, BUKA juga berhasil membalik rugi menjadi laba atau turnaround di periode ini. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, BUKA masih menanggung rugi sebesar Rp766,24 miliar.

Besarnya laba bersih BUKA di periode ini disumbang dari perolehan laba nilai investasi yang belum dan sudah terealisasi mencapai Rp9,79 triliun. Jumlah tersebut diperoleh dari investasi di Allo Bank (BBHI).

Dikutip dalam surat Bukalapak kepada BEI pada 11 Mei 2022, manajemen menjelaskan kepada pihak bursa, kepemilikan BUKA atas investasi pada saham tercatat di bursa kurang dari 20 persen (yakni BBHI).

Asal tahu saja, pada 24 Desember 2021, BUKA menjadi pemegang saham dan pengendali tunggal BBHI melalui Perjanjian Pengalihan, dimana emiten ini memiliki porsi hak memesan efek terlebih dahulu atau HMETD sebanyak 11,50 persen saham baru yang diterbitkan setelah proses right issue.

Adapun HMETD dilaksanakan perusahaan pada tanggal 18 Januari 2022 dengan jumlah sebesar Rp1,19 triliun.

Selain mencatatkan pertumbuhan laba signifikan dari laba investasi, BUKA juga mencatatkan kenaikan pendapatan bersih di semester I-2022.

Menurut laporan keuangan, pendapatan bersih BUKA yang diperoleh di periode ini mencapai Rp1,69 triliun atau melesat hingga 95,82 persen.

Bila ditelisik dari laporan keuangan emiten, pendapatan dari mitra meroket hingga 234,47 persen menjadi Rp969,35 miliar. Sementara pendapatan dari marketplacedan Buka Pengadaan turut meningkat masing-masing menjadi 22,50 persen dan 64,89 persen.

Adapun pendapatan dari marketplace menyumbang Rp648,24 juta sedangkan segmen Buka Pengadaan menyumbang Rp73,58 juta terhadap pendapatan emiten.

Informasi saja, Buka Pengadaan adalah salah satu layanan dari Bukalapak untuk memenuhi kebutuhan pengadaan perusahaan pelanggan.

Dengan demikian, selain meningkatnya pendapatan bersih, perolehan laba investasi yang dicatatkan BUKA di periode ini bisa menjadi salah satu strategi emiten ini dalam membalik rugi menjadi laba.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Halaman : 1 2 3 4 5 6
Advertisement
Advertisement