IDXChannel - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) secara resmi telah menyampaikan rencananya untuk mengakuisisi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Atas rencana tersebut, kedua pihak telah menandatangani Perjanjian Kerangka Prinsip (Principal Framework Agreement) sebagai landasan awal dilakukannya proses akuisisi.
Sayang, aksi ekspansi yang disiapkan PTBA ini justru mendapat sorotan dari sebagian lantaran dikhawatirkan dapat membebani keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu, lantaran nilai akuisisi tersebut diperkirakan bakal mencapai USD800 juta, atau sekitar Rp12,4 triliun.
Menganalisa persoalan tersebut, Maybank Sekuritas dalam risetnya yang dirilis Senin (31/10/2022), justru memasukkan saham PTBA ke dalam rekomendasi beli, dengan target harga di level Rp5.200 per saham. Padahal saat riset tersebut disusun, saham PTBA masih dibanderol Rp3.910 per saham.
Artinya, Maybank mempercayai bahwa harga saham PTBA masih memiliki ruang yang cukup untuk bertumbuh pasca pelaksanaan akuisisi. Proyeksi ini didasarkan pada perolehan profit PTBA hingga triwulan III-2022 yang setara dengan 82 persen dari proyeksi Maybank atas laba bersih perusahaan di sepanjang tahun ini, dan 81 persen dari proyeksi konsensus atas laba bersih PTBA untuk periode yang sama.
“PTBA bakal paling diuntungkan dari usulan kebijakan levy, namun kami belum memperhitungkan hal tersebut dalam forecast kami karena belum adanya detail kebijakan tersebut,” tulis analis Maybank Sekuritas, Richard, dalam riset tersebut.
Sebelumnya, manajemen PTBA juga telah merespons sorotan sebagian pihak atas rencana akuisisi PLTU Pelabuhan Ratu yang telah digagas perusahaan. Atas sorotan tersebut, pihak PTBA mencoba meyakinkan bahwa proses akuisisi tidak akan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan, termasuk juga kemampuan membayar dividen secara material.
Lagipula, proses akuisisi disebut masih dalam tahap yang sangat awal, sehingga opsi skema yang bakal digunakan dalam transaksi juga masih sangat beragam, termasuk diantaranya skema patungan (joint venture/JV). Tak hanya itu, PTBA juga mengisyaratkan bakal melakukan bauran metode pembiayaan, demi memastikan agar level internal rate of return (IRR) tetap dalam kondisi aman.
"(PTBA) sudah memberi sinyal bahwa tidak akan mengambil 100 persen kepemilikan (dalam PLTU Pelabuhan Ratu). Transaksi juga akan menggunakan campuran metode pendanaan agar biaya (pendanaan) bisa rendah, dan memastikan IRR sesuai dengan yang diinginkan,” tegas Richard. (TSA)