IDXChannel - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencaplok dua perusahaan tambang, yakni Jubilee Metals Ltd (JML) dan PT Laman Mining (PLM). Langkah agresif ini dilakukan setelah perseroan mengeliminasi saldo laba negatif lewat kuasi reorganisasi.
Aksi korporasi itu memungkinkan BUMI menerbitkan obligasi untuk melakukan akuisisi sekaligus membiayai modal kerja. Pada 2025, perusahaan langsung tancap gas mengumumkan Penerbitan Obligasi Berkelanjutan dengan total target dana yang dihimpun Rp5 triliun.
Baru-baru ini, BUMI mengumumkan akuisisi atas JML yang berlokasi di Australia serta PLM yang beroperasi di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Untuk mengambil alih dua perusahaan ini, BUMI menerbitkan obligasi sebesar Rp780 miliar.
Lalu, perusahaan apa yang hendak diakuisisi BUMI?
JML diketahui memiliki tambang emas di Queensland Utara dan Victoria. Beroperasi sejak 2012, perusahaan ini awalnya fokus menggarap kawasan Croydon di bagian barat Queesland.
Area ini memiliki nilai sejarah dalam dunia pertambangan Australia. Di kawasan ini, emas pertama kali ditemukan pada 1885 dan pernah mencapai level produksi tertinggi sepanjang sejarah sebesar 1,9 juta ounce.
JML bertekad untuk menerapkan teknologi canggih untuk membangkitkan kembali area tambang bersejarah yang pernah ditinggalkan tersebut. Saat ini, tahapan penambangan masih sebatas eksplorasi, sehingga dengan potensi cadangan 2 juta ounce.
Untuk mengakuisisi JML, BUMI mengalokasikan Rp340,9 miliar dari obligasi untuk membayar akuisisi Jubilee Metals. Obligasi hanyalah salah satu sumber pendanaan untuk mengakuisisi perusahaan tersebut. Hingga September 2025, BUMI sudah mengakuisisi 41,36 persen saham JML lewat private placement, pembelian langsung, dan debt to equity swap.
Sedangkan untuk PLM, BUMI menyediakan anggaran Rp333,6 miliar untuk uang muka akuisisi. Belum diketahui taksiran valuasi PLM, termasuk besaran saham yang akan diambil alih oleh BUMI.
PLM yang beroperasi sejak September 2009 dikendalikan oleh Supreme Global asal Sri Lanka. Perusahaan ini fokus menambang bijih bauksit di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Provinsi ini diketahui memiliki cadangan bijih bauksit hingga 3,27 miliar ton dengan Kabupaten Ketapang menjadi yang terbesar.
PLM mengoperasikan penambangan bauksit secara tradisional. Proses penambangan dilakukan di permukaan menggunakan alat berat, kemudian bijih bauksit diangkut ke pabrik pencucian di lokasi yang sama. Kemudian, bijih ini ditimbun di tempat penyimpanan sebelum diangkut truk ke pelabuhan. Area timbunan di pelabuhan dapat menampung 300 ribu ton bauksit.
Selain itu, perusahaan juga berencana melakukan ekspansi ke bisnis pemurnian alumina sebagai bagian dari strategi hilirisasi tambang. Proses pembangunan pabrik masuk tahap persiapan dan ditargetkan memiliki kapasitas produksi 2 juta ton alumina per tahun.
(Rahmat Fiansyah)