Menurutnya, kondisi perdagangan batu bara global masih mencatat surplus pasokan, sekitar 10 juta ton menurut dua produsen batu bara besar dunia.
Hal itu membuat rentang harga jual batu bara pada 2026 diproyeksi bergerak tipis dibandingkan tahun ini.
Dengan asumsi harga yang stabil, pendapatan perseroan pada 2026 diproyeksikan tidak jauh berbeda dari capaian tahun 2025.
"Dari sisi pendapatan, revenue akan kurang lebih sama di tahun 2026–2025," kata dia.
Maringan menambahkan, perubahan signifikan pada pendapatan hanya mungkin terjadi apabila impor batu bara China yang kembali meningkat. Meski begitu, perseroan menyebut kondisi tersebut masih perlu dipantau melihat dinamika permintaan global.